Bismillahirrahmaanirrahiim...
Assalamu'alaikum
Wr Wb, teman teman ....^^
Di cerita sebelumnya , saya menceritakan. Bagaimana saya banyak belajar
dari Bu Ida untuk berbisnis pakaian. Dan ternyata untuk mengirimkan barang ke
kalimantan menggunakan jasa pengiriman/ekspedisi haruslah minimal 50kg. Kurang
dari itu? Tetap dihitung 50 kg atau senilai Rp. 300.000,-.
Maka dari itu saya putuskan untuk melanjutkan belanja saya minggu depan
(Senin/ 22 April 2013). Tentu saya mengalami berbagai hambatan dan tantangan.
Selamat membaca.
“Kamu yakin ka, mau pergi ke Tanah Abang? Kamu kan lagi sakit, bolak-balik
ke toilet mulu. Nanti di Tanah Abang emangnya kamu mampu?” ucap salah satu
teman sekamar saya.
“Habis mau gimana lagi? Udah terlanjur janji sama datoknya. Terus,
pakaiannya harus cepat oka kirim. Biar cepat juga dijual. Lagi pula, enggak
enak juga lama-lama nitipin barang.” Mencoba meyakinkan teman-teman sekamar
saya.
Memang saat itu saya lagi diare. Dan itu bukan saya sendiri, teman sekamar
saya bahkan satu asrama juga mengalami hal yang serupa. Prediksi kami
sepertinya akibat saus kacang dari makan siang yang disediakan oleh panitia
acara hari minggu lalu.
“Kok kamunya malah enggak enak sama orang lain. Bukan sama diri sendiri.”
“Insya Allah, mampu dan kuat. Tenang aja. Okey.” Ucap saya berusaha
meyakinkan mereka. Duh so sweet banget mereka. Saya sangat bersyukur kepada
Allah telah memberikan teman-teman sekamar yang care dan bawel (hehehe)
Dengan langkah pasti dan semata-mata mencari ridho dan cinta Allah, saya
berangkat jam 8 lewat pagi. Ketika di kereta, seperti biasa suasana ramai dan
desak-desakkan sudah menjadi pemandangan yang bukan asing lagi. Dengan segala
kekuatan saya mencoba bertahan untuk tetap kuat. Karena tidak kebagian tempat
duduk, mau tidak mau saya harus berdiri. Setelah hampir setengah jam lebih
berdiri, akhirnya saya duduk (legaaa rasanya kalau udah duduk). Tapi, aduuuuh!
Perut saat itu tidak bisa di ajak kompromi. Duduk tidak tenang, keringat
dingin, pusing, semuanya campur aduk. Berbagai cara saya coba untuk tidak fokus
pada rasa sakit. Mulai dari Online lewat HP dan dengerin lagu. Tapi, enggak
mempan juga. Dalam
hati saya terus bertanya-tanya, apakah saya lebih baik turun saja dan nanti
naik kereta lagi? Atau tetap bertahan sampai stasiun Tanah Abang, sesampai
disana baru ke toilet. Grrrr...
Saya putuskan, tetap bertahan sampai ke Tanah Abang. Lagi pula tinggal 3
pemberhentian. Alhamdulillah akhirnya sampai juga sekitar jam 11 lewat...
Setelah urusan perut beres. Saya pun menuju Pasar Tasik yang cuma buka hari
Senin dan Kamis. Dan Brrrrrrr....! Hujan turun dengan sangat derasnya. Ya
Allah, lancarkan dan mudahkan hamba mu ini. Saat itu, saya terus memotivasi
diri saya sendiri. Bukan para motivator-motivator terkenal yang biasa kita
ketahui. Saya pernah dengar (entah dimana) bahawa kita lah motivator terbesar
untuk diri kita sendiri.
“Hujan adalah rahmat, semoga bisnis saya juga dapat rahmat dari Allah.
Tenang, sebentar lagi juga reda. Semangat oka, yo yo yo.” Batin saya
menyemangti diri sendiri.
Hujan pun akhirnya tidak sederas tadi, hanya gerimis kecil menari-nari.
Sesampai di sana (Pasar Tasik) saya dibuat bingung, hampir semua lapak tutup.
Padahal disini banyak agen-agen busana muslim dan mekena murah. Apa yang harus
saya lakukan? Hem, “Orang sukses memang cobaannya banyak. Atas izin Allah, saya
bisa melewatinya.” Lagi-lagi saya terus mencoba menyemangati diri saya sendiri.
Saya pun berusaha keliling pasar saat itu, siapa tau masih ada yang jualan dan
barangnya masih bagus. Alhamdulillah setelah keliling, saya menemukan satu agen
baju kokoh. Setelah itu, saya lanjutkan perjalanan saya menuju Tanah Abang
dengan menenteng kantong-kantong belanjaan yang beratnya, lumayan berat.
Jam 3 sore saya mengakhiri belanja saya. Akan tetapi saya masih belum bisa
mengirim pakaian saya ke Pontianak. Karena menurut saya pakaian saya belum mencapai
50 kg. Saya pun memutuskan untuk menitipkan kembali barang-barang saya ke
Datok. Alhamdulillah, datok tidak keberatan. Dan saya akan kembali minggu
depan, untuk menyelesaikan semuanya (HARUS).
Ya Allah tiada nikmat yang lebih indah selain nikmat kesehatan, kesempatan
dan iman. Sungguh berkat kasih dan sayangmu saya bisa melalui hari itu.
Berkahilah setiap langkah hamba. Dan semoga semua ini saya lakukan semata-mata
mencari ridho-Mu. Aamiin.
Sampai jumpa di cerita saya selanjutnya. Gak kalah heboh, insya allah.
Terima kasih ^_^
Komentar
Posting Komentar