Wisata Sejarah Keraton Sambas AlwatzikHoebbillah - Assalamualaikum. Hello
semuanya. Blog post kali ini adalah cerita perjalanan Bee di Sambas. Bisa
dibilang sekalian wisata sejarah di tanah kelahiran orang tua.
Mungkin sebagian dari kalian
merasa asing dengan daerah bernama Sambas ini. Well, before I tell about my
story, I’ll tell a little bit about Sambas first.
Kabupaten Sambas terletak
paling utara dari wilayah provinsi Kalimantan Barat. Lamanya perjalanan dari
Kota Pontianak ke Sambas kurang lebih 6 jam. Luas daerah Kabupaten Sambas
sendiri adalah 6.395,70 km2.
Ciri khas dari Sambas berupa
kulinernya, seperti kue lapis dan bubur pedas. Nyam, nyam, nyam. Selain itu
hasil perkebunannya terutama jeruk juga terkenal. Dimana kita lebih mengenalnya
dengan sebutan Jeruk Pontianak. Padahal asalnya dari Sambas. Hehehe.
Mungkin segitu aja
perkenalannya dengan Sambas. Now back to the topic, ok?!
Perjalanan wisata sejarah ke
Keraton Sambas sebenarnya tidak direncanakan. Karena kebetulan Bee ada acara
keluarga di Rambi (dekat dengan Keraton Sambas), jadi ya udah sekalian aja main
ke Keraton Sambas. Jujur terakhir kesana itu waktu Bee masih SD. Udah lama
banget kan ya?
Keraton Sambas AlwatzikHoebbillah
Zaman dahulu Sambas
merupakan sebuah kerajaan. Keraton Sambas disebut juga Istana
AlwatzikHoebbillah. Istana ini ialah istana Kesultanan Sambas. Cerita sejarah
Kesultanan Sambas akan Bee ceritakan di akhir blog post.
Untuk menemukan Keraton Sambas sangat mudah. Lokasi masuknya tepat di tepi jalan. Ada gapura besar khas Melayu perpaduan warna putih dan kuning yang menandakannya.
Sesampai disana, Bee merasa tak banyak perubahan yang signifikan. Meskipun
begitu ternyata pengunjung yang datang cukup ramai. Terlihat ada yang duduk
santai bersama keluarga juga teman. Melihat koleksi barang-barang peninggalan Kesultanan
Sambas. Maupun bermain sepeda, sepatu roda dan skuter pedal / otoped di halaman Keraton.
Kami pun memutuskan untuk
keliling Istana dan melihat barang-barang peninggalan terlebih dahulu. Di kawasan Keraton Sambas ini memiliki dua gerbang juga gapura. Gerbang pertama adalah gerbang utama yang berada paling depan yang menghubungkan halaman keraton, Masjid Jami' dan Istana Keraton Sambas. Untuk menuju Istana Keraton Sambas, haruslah melewati gerbang lagi. Gerbang inilah gerbang yang kedua.
Setelah
melewati gerbang kayu dan gerbang berwarna kuning (gerbang kedua), kami akhirnya disambut dengan
bangunan-bangunan bernuansa Melayu yang dominan berwarna kuning. Di bangunan
utama Istana terdapat tulisan yang cukup besar bertuliskan
“AlwatzikHoebbillah”. Sedangkan di halaman depannya terdapat lampu-lampu taman
yang mempercantik kawasan Istana.
Tapi ya entah kenapa Bee
merasa barang-barang peninggalan Kesultanan Sambas tidak sebanyak dulu. Jujur
saja, Bee dan Mama ingin mengenalkan meriam beranak ke adek. Karena benda
pusaka itulah yang paling terkenal di kalangan masyarakat Sambas.
“Ini loh dek salah satu benda pusaka peninggalan Kesultanan Sambas.” Tapi realitanya meriam beranak yang dimaksud tidak bisa kami lihat. Ya sudahlah ya, mungkin disimpan agar tidak disalahgunakan.
Oh ya for your information,
meriam beranak ini adalah barang peninggalan Kesultanan Sambas. Bentuk dari
meriam ini sangat kecil. Layaknya bayi, meriam-meriam tersebut dibungkus dan
diletakkan disuatu tempat menyerupai tempat tidur, diselimuti kelambu kuning
dan ditutup dengan kaca. Meriam-meriam ini berjumlah 7 buah dan masing-masing
memiliki nama.
Peninggalan jejak sejarah
Kesultanan Sambas lainnya yang masih bisa dilihat adalah Masjid Jami’
Kesultanan Sambas, Istana AlwatzikHoebbillah, makam-makam Sultan Sambas, 4 buah
kaca cermin besar dari Kerajaan Perancis, meriam canon dan meriam lele, masih
banyak lainnya.
![]() |
Gerbang utama Keraton Sambas |
![]() |
Gerbang kedua Keraton Sambas yang langsung menuju Istana |
![]() |
Istana Keraton Sambas AlwatzikHoebbillah |
![]() |
Di dalam Istana Keraton Sambas AlwatzikHoebbillah |
![]() |
Dilarang duduk di tempat tidur peninggalan Kesultanan Sambas |
![]() |
Foto-foto Sultan Sambas |
![]() |
Suasana di dalam Istana Keraton Sambas |
![]() |
Beberapa barang peninggalan di Istana Keraton Sambas |
Di pinggir sungai dekat Masjid
Jami’, saya melangkah menuju jamban berbentuk perahu. Jadi di pinggir sungai
masih sekitar lokasi Keraton, ada jamban yang dibuat menyerupai perahu.
Aktifitas mencuci, mandi, buang air dilakukan oleh beberapa masyarakat disana. Keadaan perahu jambannya pun sangat bersih dan terawat. Top deh.
Saya sendiri sesekali
tertawa kecil saat melihat keceriaan anak-anak yang melompat terjun ke sungai,
lalu berlomba berenang sampai ke sebrang. Mereka seolah membawa kenangan
masa-masa kecil saya ketika mengunjungi Keraton Sambas sekitar 10 tahun yang
lalu bersama keluarga besar Mama.
Setiap pagi dan sore hari
libur, memang Keraton Sambas ramai dikunjungi. Terutama anak-anak yang ingin
bermain di halaman luas Keraton. Jangan khawatir jika tak memiliki atau membawa
sepatu roda dan otoped. Karena banyak jasa penyewaan sepatu roda, mobil-mobilan
dan otoped disana. Harganya pun terjangkau dompet sekitar Rp.10.000,-/ jam.
Yuk kita mengenal Sejarah Kesultanan
Sambas. Pssst! Kalau ada yang keliru dan perlunya penambahan terkait sejarah
ini, mohon diberitau juga ditambahkan di kolom komentar ya. (Sumber Wikipedia)
Kesultanan Sambas berdiri
setelah pemerintahaan Kerajaan Sambas. Kerjaan Sambas Kuno adalah awal mula
negara Sambas beridiri. Tertulis bahwa kerajaan-kerajaan Sambas telah berdiri
dan berkembang sebelum abad ke-14 M. Pada awal masa itu rajanya diberi gelar
“Nek”. Selanjutnya pada abad ke-15 M, munculnya pemerintahan raja bernama Tan
Unggal. Berakhirnya masa pemerintahan Tan Unggal karena adanya kudeta dari
rakyat. Kudeta ini terjadi disebabkan oleh pemerintahan Tang Unggal yang kejam.
Setelah itu semua rakyat di wilayah Sambas tidak mau mengangkat raja lagi.
Sepuluh tahun pun berakhir
tanpa adanya pemerintahan. Maka pada awal abad ke-16 (1530), datang serombongan
orang dari Pulau Jawa dari kalangan Bangsawan Kerajaan Majapahit yang masih
beragama Hindu. Rombongan Majapahit ini memutuskan untuk menetap di Hulu Sungai
Sambas, kalau sekarang disebut dengan nama “Kota Lama”. Sepuluh tahun rombongan
Majapahit tinggal di Sambas dan melihat kondisi aman, maka mereka mendirikan
sebuah Kerajaan Hindu yang disebut dengan nama “Panembahan Sambas”. Raja dari
Kerajaan Panembahan Sambas ini bergelar “Ratu”.
Pada masa Ratu Sepundak,
datanglah rombongan Sultan Tengah bin Sultan Muhammad Hasan. Sultan Tengah ini adalah Sultan Sarawak ke-1,
sedangkan ayahnya Sultan Muhammad Hasan adalah Sultan Brunei ke-9. Mereka
datang dari Kesultanan Sukadana ke Wilayah Sungai Sambas dan seperti romobongan
Majapahit sebelumnya, rombongan Sultan Tengah pun menetap di daerah Kembayat
Sri Negara.
Setelah menetap dan
tingggal. Anak laki-laki sulung Sultan Tengah yang bernama Sulaiman kemudian
dinikahkan dengan anak bungsu Ratu Sepundak yang bernama Mas Ayu Bungsu. Nama
Sulaiman pun berubah menjadi, Raden Sulaiman.
Nah setelah runtuhnya
Panembahan Sambas, Raden Sulaiman kemudian mendirikan Kerajaan baru di Kota
Lama bernama Kesultanan Sambas. Dimana Raden Sulaiman menjadi Sultan Sambas
Pertama bergelar Sultan Muhammad Shafiuddin 1 pada tahun 1671.
Setelah dibaca-baca, ternyata
sejarah Kesultanan Sambas menarik ditelusuri. Datang rombongan majapahit, mereka menetap, buat Kerajaan Panembahan Sambas. Datang rombongan Sultan Tengah dari
Sarawak, menetap, menikah dengan anak Kerajaan Panembahan Sambas. Tak lama buat
kerjaan juga. Jadi pesan yang diambil, menetaplah di daerah lain, menikah
dengan orang sana lalu buat kerajaan rumah tangga *eh hehehe bercanda kok.
![]() |
Suasana Keraton Sambas AlwatzikHoebillah dari atas. |
![]() |
Gerbang kedua Keraton Sambas ada lantai tingkat duanya loh! |
![]() |
Istana Keraton Sambas AlwatzikHoebbillah |
![]() |
Masjid Jami' Keraton Sambas |
![]() |
Main otoped dulu ya kaka~ |
![]() |
Sore hari di pinggir sungai Keraton Sambas |
![]() |
Ini dia Perahu Jamban yang Bee maksud. |
![]() |
Matahari terbenam, hari mulai malam~~ la la~ |
![]() |
Senja di langit Sambas |
![]() |
Menikmati pergantian hari di pinggir sungai Keraton Sambas. |
Baca Juga: Explore Keindahan Bawah Laut di Derawan
Semoga saja dengan semakin banyaknya pengunjung, Keraton Sambas semakin lebih cantik dan terawat. Tentu saja Bee sangat berharap pemerintah daerah dapat semakin meningkatkkan potensi wisata di Sambas. Terutama Keraton Sambas. Saksi sejarah Kesultanan Sambas dan salah satu kekayaan Budaya Nusantara.
Semoga saja dengan semakin banyaknya pengunjung, Keraton Sambas semakin lebih cantik dan terawat. Tentu saja Bee sangat berharap pemerintah daerah dapat semakin meningkatkkan potensi wisata di Sambas. Terutama Keraton Sambas. Saksi sejarah Kesultanan Sambas dan salah satu kekayaan Budaya Nusantara.
Sekian cerita Wisata Sejarah Keraton Sambas AlwatzikHoebbillah. Next post in sya Allah lanjut cerita
perjalanan di Derawan Part 2. Terus bersyukur dan tebar kebaikan. Salam.
senja nya cakep ya . wisata sejarah keraton sepertinya bisa di coba kapan kapan
BalasHapusMesti itu. Ditunggu kunjungannya
HapusKeren! Bulan lalu sempet ke Kalbar, tp hanya ke Pontianak & Kapuas Hulu saja. Next, Sambas hrs masuk wishlist ��
BalasHapuswih mantap, udah explore Kapuas Hulu. Saya sendiri beloman kesana
Hapusmungkin dimasa kejayaan keratonnya dulu, sungainya bersih dan sering dipakai aktiitas mandi di jamban mirip perahu itu ya
BalasHapusmungkin kali ya hehe. Bee juga gak paham, sejak kapan tuh perahu jamban ada
HapusWah bookmark ah. Ada ya ternyata keraton di sana. Mau ke pontianak nih kayaknya bulan depan. Si adek bakal nikah sama orang pontianak :D kue lapis pontianak juara sedunia, di bandung gak ada kue lapis seenak buatan pontianak.
BalasHapusSetujuuu. kue lapisnya memang juara. Kalau lebaran, setiap rumah banyak yang suguhi kue lapis. Semoga perjalanan ke Pontianak dan acara pernikahan adiknya lancar. Bee tunggu di Pontianak :D
HapusBaca judulnya aja lidah udah kelilit :)
BalasHapusItu beneran jamban dipakai buat nyuci juga?
Saya aja bacanya mesti pelan-pelan, biar gak kepleset lidahnya :D
Hapusmenarik juga buat kita tahu tentang sejarah keraton sambas di kalbar.
BalasHapusaku masih penasaran pengen menginjakkan kaki di kalimatan, budayanya elok.
ayo koh main kemari. Ntar dibawa halan-halan cantik
HapusWah Keraton Sambas sangat unik sekali ya. Rupanya Kalbar sangat2 banyak yg harus diexplore
BalasHapusSemoga segera bisa explore Kalbar ya
HapusDari dulu pengen ke Sambas ini kayaknya menarik banget ya hehehe.
BalasHapusayo cus main ke sambas :)
HapusKok sekilas mirip Istana Maimun Medan ya Mbak, dari warna kuningnya sama tampilan luarnya. Menarik :)
BalasHapusKarismatik banget ya Keraton Sambasnya :)
BalasHapusAku sudah pernah ke sini, dan gara2 tulisan ini jadi kangen balik dan menikmati sungainya. Tenaaaaaaang, syahduuuuu
BalasHapus