Langsung ke konten utama

Siap-Siap Sulit Move On Setelah Menjadi Relawan doctorShare


Siapa yang pernah lihat video, foto atau postingan di media sosial tentang seorang dokter yang memberikan pengobatan di kapal? Masya Allah keren banget ya. Kegiatan pelayanan pengobatan gratis ini di bawah naungan organisasi nirlaba yang didirikan oleh dr. Lie A. Dharmawan bernama doctorShare. 

Assalamualaikum. Hallo semuanya! Alhamdulillah Bee senang sekali karena awal bulan September lalu diberikan kesempatan ikut menjadi relawan doctorShare selama tujuh hari di kegiatan pengobatan gratis mereka di Pulau Bungin, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Selama menjadi relawan di sana banyak hal baru yang Bee pelajari dan ketahui. Apa saja itu?

1. doctorShare Memiliki Banyak Program

Apakah kamu berpikir doctorShare hanya mempunyai layanan kesehatan berupa Rumah Sakit Apung? Awalnya Bee juga mengira juga begitu. Ternyata doctorShare memiliki banyak program jangka panjang dan pendek yang mana tujuannya sama, yaitu memberikan kemudahan akses kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia di daerah-daerah pedalaman. Rumah Sakit Apung (RSA) yang Bee ikuti namanya adalah RSA dr. Lie Dharmawan 2 yang mana dalam setahun hanya sekitar 8 perjalanan medis dengan durasi 7-10 hari. Ada juga perjalanan medis yang durasinya lebih lama sekitar 2-3 bulan yaitu RSA Nusa Waluya 2, tentu saja kapalnya lebih besar  dan fasilitas kesehatannya lebih lengkap dari RSA dr. Lie Dharmawan 2, seperti ruang rawat inap, radiologi, dan lain-lainya serupa dengan rumah sakit tipe c.

Enggak hanya di laut dan air, doctorShare juga menjangkau daerah-daerah pegunungan terpencil melalui program bernama flying doctor. Lalu ada juga program tanggap bencana, klinik, Panti Rawat Gizi, dan Tuberkulosis. 

Relawan doctorShare dokter spesialis obgyn melakukan pemeriksaan USG

2. Tim doctorShare RSA dr. Lie Dharmawan 2 Berangkatnya Enggak Pakai Kapal

"Kapan sampainya?" tanya seorang ibu berjilbab merah yang tengah duduk menunggu giliran operasi di depan ruangan operasi.

"Semalam sampainya, Bu. Ternyata jauh ya dari Bima ke sini, delapan jam," cerita saya.

"Loh dari Bima? Kenapa dari Bima?" ucap si Ibu kaget.

"Saya kurang tau juga, Bu. Mungkin pesawatnya dapatnya pas di Bima," ujar saya mengira-ngira.

"Oooh pake pesawat. Saya kira pake kapal ini," kata si Ibu yang sepertinya mengira saya dan teman-teman berangkat menggunakan kapal.

Tadinya saya pun mengira akan berangkat ke Pulau Bungin menggunakan kapal, tapi ternyata hanya crew kapal RSA dr. Lie Dharmawan 2 yang berangkat dengan kapal. Sedangkan transportasi saya dan teman-teman doctorShare menggunakan pesawat dan mobil. Setelah dipikir-pikir masuk akal juga, karena rata-rata tim relawan merupakan pekerja yang mengambil izin cuti dari kantor asalnya. Jadi demi efisiensi waktu hanya crew beserta peralatan kesehatan yang dibawa menggunakan kapal, hehe.

Tim doctorShare sampai di bandara Bima

3. Besar Kapalnya, Lengkap Fasilitasnya

Bee sampai di dermaga Pulau Bungin itu sekitar jam 11 malam. Pemandangan lampu-lampu kapal berwarna kuning yang terang dari kejauhan di tengah-tengah kegelapan laut antara dua pulau terlihat begitu indah. Gak berhenti-hentinya Bee mengarahkan kamera HP mengambil banyak foto dan video selama perjalanan menyebrangi laut dari dermaga ke kapal menggunakan perahu sekoci. Perlahan-lahan kami semakin dekat dengan kapal RSA dr. Lie Dharmawan 2 yang ternyata sangat besar. Ketika sampai Bee enggak berhenti ngucap dalam hati, "Masya Allah Masya Allah, cakep banget kapalnya."

Tak hanya fasilitas kesehatannya yang lengkap, fasilitas untuk tim relawan dan staf doctorShare juga cukup lengkap dan nyaman. Kapalnya terbuat dari kayu yang divernis coklat mengkilat, dan memiliki tiga atau empat lantai, terdiri dari lantai paling bawah yang setau Bee ada ruang farmasi dan kamar, cmiw ya. Lalu lantai pertama sebagai ruang operasi yang mana di depan ruangannya ada tenda putih bertuliskan doctorShare dilengkapi kursi kayu sebagai tempat pasien menunggu antrian operasi. Kemudian lantai dua ada ruang kemudi, dapur, kamar dr. Lie Dharmawan, dan kamar relawan. Di lantai paling atas dibuat sebagai tempat jemuran. Ruang operasinya ada dua bisa untuk tindakan operasi besar maupun kecil. Yang bikin Bee enggak nyangka adalah kamarnya pake AC dan disediakan kasur lipat. Kamar mandinya juga cukup bersih yang ada toilet duduk dan shower nya. Padahal Bee sudah mempersiapkan mental tidur di lantai, berbantalkan tas, dan losion nyamuk. Alhamdulillah ya Allah lebih dari ekspektasi. 

Malam pertama tidur di kapal, Bee yang hanya berselimutkan kain Bali yang tipis dan akhirnya berujung kedinginan menggigil dan menyebabkan keesokan harinya mules gak jelas seharian. Saat itu Bee lihat eh di sebelah kanan ada dokter Brighita pake selimut tebal. Demi keselamatan badan ya, Bee nyempil tuh di ujung selimut dokter Brighita hehe. Dan malam-malam berikutnya, Bee tidurnya satu selimut berdua dengan dokter Birghita. Terima kasih dokter Brighita sudah mau share selimutnya hehe.

Malam pertama tidur di kapal RSA dr Lie Dharmawan 2

4. Ikutan Terharu Melihat Antusias Masyarakat yang Ingin Berobat

FYI, Bee gabung menjadi relawan di doctorShare bukan sebagai dokter ya, hehe. Melainkan sebagai relawan media. Salah satu job list Bee adalah mencari impactful story atau cerita dari masyarakat yang terbantu dengan hadirnya layanan kesehatan RSA dr. Lie Dharmawan 2 di Pulau Bungin. Demi menemukan cerita menarik, Bee ikutan duduk-duduk, ngobrol, dan mendengarkan cerita dari pasien-pasien yang sedang menunggu nama mereka dipanggil. Nah, dibalik proses pencarian cerita ini tak jarang masyarakat mengira Bee adalah dokter hehe. "Mohon maaf bapak-ibu saya bukan dokter, saya tukang foto hehe," jawab Bee menjelaskan saat ditanya-tanya seputar keluhan kesehatan mereka.

Dalam proses pencaharian cerita, Bee sempat berbincang dengan seorang bapak yang membawa anak laki-lakinya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu mereka sedang mengantri untuk di screening kesehatannya sebelum dilakukan operasi. Awalnya Bee mengira si bapak yang sakit, ternyata anaknya yang sakit. Bapak tersebut cerita bahwa anaknya sudah lama sakit hernia dan sering mengalami demam karena penyakitnya. 

"Kapan lagi mbak ada operasi gratis. Kalau bayar, sudah jutaan, belum biaya transportasi dan penginapannya," cerita si bapak penuh syukur sembari tersenyum sabar menunggu antrian yang mengular. Sedangkan anaknya sama sekali tidak memperlihatkan rasa takut, ia tampak enjoy main sendiri diantara tumpukan kayu sembari makan ciki yang ada di tanganya.

Cerita yang akhirnya Bee angkat adalah cerita seorang guru SD yang telah mengidap hernia sejak kecil. Mulanya Pak Guru tidak tau menau mengenai hernia karena sewaktu kecil ia bekerja mengangkut jerigen-jerigen air, dan ia mengira itu hanyalah sakit biasa, sehingga ia sering mengabaikan rasa sakit tersebut. Berjalannya waktu ia sering menerima ejekan dari banyak orang, oleh karena itu saat mengetahui bahwa RSA dr Lie Dharmawan 2 melayani operasi hernia, tanpa pikir dua kali Pak Guru pun tertarik mendaftar.

"Saya sangat bersyukur sekali karena dengan kedatangan doctorShare, Alhamdulillah bapak saya menjadi lebih sehat, dan tidak sering sakit-sakitan lagi. Dan bahkan kalau jalan lebih percaya diri," cerita anak perempuan Pak Guru yang ikut menemani beliau selama operasi. 

Ada rasa bahagia, haru, dan sedih saat mendengar cerita-cerita masyarakat yang merasa terbantu dengan layanan kesehatan ini. Semoga masyarakat Pulau Bungin dan sekitarnya selalu sehat.

Masyarakat mengantri untuk dioperasi di kapal

5. Operasi di Kapal dan Kegiatan Non-Medis Lainnya

Tidak semua kegiatan layanan kesehatan RSA dr. Lie Dharmawan 2 berpusat di kapal ya, guys. Layanan kesehatan yang dilakukan di kapal hanyalah tindakan operasi besar dan kecil saja. Sedangkan pemeriksaan awal, poli umum, poli gigi, apotek, dan USG dilakukan di daratan. Ketika di Pulau Bungin sebagian kegiatan berlangsung di pustu dan gedung serba guna. Di sinilah untuk pertama kalinya Bee masuk dan lihat langsung tindakan operasi. Biasanya hanya dengar atau nonton di balik layar TV atau HP. 

Selain memberikan pengobatan gratis, di hari terakhir tim relawan doctorShare melakukan edukasi kesehatan seperti cara mencuci tangan dan sikat gigi ke adik-adik di Kecamatan Alas melalui kegiatan Dokter Cilik. Sedangkan untuk para tenaga kesehatan di Kecamatan Alas diberikan peningkatan kapasitas melalui pelatihan Bantuan Hidup Dasar dan Pembidaian. Kegiatan lainnya yang tak kalah seru adalah ketika kami melakukan pengobatan gratis ke adik-adik di SLB Negeri 2 Sumbawa. Mereka sangat antusias memeriksakan kesehatannya bersama orangtuanya atau gurunya. Apalagi sewaktu mereka mendapatkan hadiah dari tim doctorShare seusai pemeriksaan. 

Pengobatan gratis oleh doctorShare di SLBN 2 Sumbawa

Jujur saja masih banyak hal-hal yang Bee rasakan selama ikutan menjadi relawan doctorShare, salah satunya adalah punya kenalan dan teman baru dari berbagai daerah dan profesi. Terus, memberikan Bee ruang untuk tumbuh dan asah skill melalui kegiatan yang sangat meaningful ini. Oh iya, di sana Bee juga senang sekali karena setelah sekian purnama bisa reunian dengan Dara, alumni ASRI (tempat Bee bekerja sebelumnya) yang juga sedang mengikuti kegiatan doctorShare. Anyway, Alhamdulillah, terima kasih doctorShare :)

Sebelum menutup cerita ini, Bee menemukan kutipan yang bagus banget dari dr. Lie A Dharmawan,

Saya ingin kita ini bangga menjadi bangsa Indonesia. Kalau kita bangga, mari kita lakukan apa yang bisa kita lakukan.

Lalu ada juga kutipan dari ibunya dr. Lie A Dharmawan yang nyes di hati Bee, bikin pengen nangis bacanya,

Lie, kalau kamu jadi dokter, jangan memeras orang kecil atau orang miskin. Mungkin mereka akan membayar kamu berapapun tetapi diam-diam mereka menangis di rumah karena tidak punya uang untuk membeli beras

Apakah kamu pernah ikutan kegiatan relawan yang buat kamu susah move on? Buat kalian yang ingin gabung menjadi relawan doctorShare, boleh silahkan silaturahmi ke Instagram nya @doctorshare atau website resmi doctorShare. Selain menjadi relawan, kalian juga bisa ikut membantu dan berkontribusi program-program mereka dengan cara berdonasi di website doctorShare. Sampai jumpa di cerita Bee selanjutnya. Terus bersyukur, dan tebar kebaikan. Salam!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Korea: Serunya Belajar Kaligrafi

Special Class: Chuseok Budaya Korea: Serunya Belajar Kaligrafi Annyeonghaseyo …. *membungkukkan badan :) Sebelumnya saya pernah curhat  menceritakan impian pada postingan: Merayakan Usia Baru: Menciptakan Impian.  Tentu traveling ke Negeri Kimichi juga menjadi impian beberapa orang, bukan? Negeri yang memiliki keindahan alam dan keunikan budaya. Salah satu kebudayaan Korea yang terkenal adalah Kaligrafi . Nah, kebetulan 25 September lalu saya mengikuti special class (kelas kaligrafi Korea) dalam memperingati Chuseok di Korean Cultural Center . Dan ceritanya telah saya tuliskan di postingan ini.

Salju Pertama Impian Saya di Jepang

Negara tropis memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan hujan. Berbeda dengan negara-negara yang memiliki empat musim yaitu musim semi, panas, gugur dan dingin. Jadi sudah menjadi hal yang wajar jika beberapa anak tropis termasuk saya sangat mendambakan bermain di tumpukan salju. Saya akui banyak negara yang memiliki keindahan musim dinginnya. Dan biasanya wisatawan yang ingin merasakan salju akan memilih negara barat seperti Eropa selalu menjadi liburan wisata mereka. "Tapi saya beda! Saya akan memilih negeri sakura sebagai salju pertama impian saya."

Merayakan Usia Baru: Menciptakan Impian

Merayakan Usia Baru: Menciptakan Impian Merayakan Usia Baru: Menciptakan Impian Tiga tahun lalu sebuah hadiah ulang tahun dari Ayah dan Mama dikirimkan untuk saya. Sebuah ransel kecil berwarna pink fanta dengan motif kupu-kupu dan bunga. Begitu indah dan manis, bukan? Dapat saya rasakan kasih sayang mereka. Setiap hari dengan tulus berdoa agar semua impian saya tercapai. Selain itu punggung saya kuat dan tidak pernah lelah mengejar impian. Dan tentu saja dapat menjadi penulis hebat, seperti si pemilik tas cantik ini. Asma Nadia . Tapi taukah Ayah, Mama? Sesungguhnya saya ingin menjadi seperti kalian. Sehebat Ayah yang memperkenalkan bahwa dunia menulis itu menyenangkan. Dari seorang penulis surat kabar, engkau berhasil menjelajahi Eropa dan berkunjung ke Baitullah. Dan setangguh Mama yang memperkenalkan bahwa impian itu harus diperjuangkan. Jangan pernah lelah dan menyerah akan setiap kegagalan. Bahkan meskipun seorang Ibu Rumah Tangga, engkau masih dapat mewujudkan mim