Langsung ke konten utama

Diriku Memaknai Kekalahan

Ilustrasi: Penulis
“Kalah lagi,” ucap saya lirih. 
Untuk kesekian kalinya saya membaca kembali nama-nama yang tertulis di layar laptop. Dan benar saja, tak saya temukan nama Oka Nurlaila disana. Rasanya hati ini seperti plastik yang disiram air panas. Menciut.

Mimpi yang sedari tahun 2012 saya bangun dan dambakan. Jilbab Travel Writer. Dibenak saya semuanya terasa begitu dekat, terus mendekat dan semakin dekat. Sedekat 5cm. Tapi sampai saat ini masih belum bisa saya miliki. Ingin menangisi kekalahan rasanya sudah lelah dan tidak berguna. Sejujurnya dada ini seperti terisi batu-batu besar. Begitu menyesakkan. Berkali-kali saya menarik nafas panjang dan menghelanya. Berharap semua batu-batu tersebut pergi bersama nafas yang saya hela.

Saya melakukakan semua itu, bukan berarti saya marah dengan diri saya atau menyalahkan siapa pun. Semua itu saya lakukakan hanya mencoba untuk menata hati dan fikiran agar jauh dari segala prasangka buruk. Bagaimanapun kekalahan ini, saya terima. Dan kembali saya mengikhlaskan apa yang telah ditakdirkan oleh Sang Pencipta. Saya pun teringat kata-kata penyemangat dari seorang wanita yang saya panggil Mama. Penyemangat hati bagai air jernih yang mengalir di sungai kering. 
“Kak Oka yang Mama kenal adalah sesorang yang selalu berusaha, tidak mudah menyerah dan memiliki semangat yang kuat.”
Seperti yang dikatakan Mama, bisa jadi para pemenang-pemenang lomba tersebut adalah orang-orang yang telah berpuluh-puluh kali atau bertahun-tahun mencoba mengikuti dan memenangkan mimpinya. Jika dibandingkan dengan saya yang baru mulai merintis dari tahun 2012. La Tahzan! Jangan Bersedih! Saya harus bersabar dan yakin suatu saat akan mendapatkan giliran mencicipi hasil dari kerja keras ini.

Saya pun teringat sebuah motivasi dari seorang Jilbab Traveler dan penulis hebat, Asma Nadia. Kurang lebih isinya adalah sebuah mimpi atau impian tidak-lah murah. Kita harus terus berusaha keras dan membutuhkan pengorbanan, seperti waktu ataupun materi. 

Begitu pula motivasi yang pernah disampaikan seorang penulis, pengusaha dan motivator muda, Edvan M Kautsar. “Habiskanlah jatah kegagalanmu selagi masih muda. Dan nikmati kesuksesaan dan kebahagiaan mu di sepanjang usiamu!”

Maka saya memaknai kekalahan ini sebagai cara bagaimana Allah menguji kesabaran hambanya. Serta cara Allah untuk memantaskan impian dan diri saya. Kekalahan bukanlah alasan saya untuk mengutuk diri saya sendiri. Karena kekalahan bukanlah arti dari sebuah kegagalan. Sekarang tugas saya adalah bagaimana saya harus terus berusaha dengan professional dan bermanfaat. Serta  menjadi makhluk ciptaan Allah yang semakin bertakwa. Karena rizki telah diatur oleh-Nya. 
“Demi menggapai impian ini, saya akan terbang bahkan berlari meski akan terjatuh. Tapi satu hal, saya tidak akan dan ingin untuk berhenti.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulau Temajo Mempawah Tempat Healing dan Liburan Vibe Bali di Kalimantan Barat

Pulau Temajo Mempawah Tempat Liburan Vibe Bali Kamu pengen jalan-jalan ke Bali? Pengennya di sana foto-foto cantik dengan latar pantainya yang biru, atau sekedar duduk santai di kursi pantainya sambil baca buku favoritmu? Sebagai orang yang tinggal di Kalimantan Barat, perjalanan ke Bali yang jauh, belum lagi biayanya yang tidak sedikit menjadi alasan kita menunda merealisasikan liburan impian. Tapi tenang, Bee menemukan tempat liburan yang vibenya mirip Bali dan masih di Kalimantan Barat. Pulau Temajo Mempawah, Balinya Mempawah. Perjalanan dari Pontianak ke pulau ini tidak memakan waktu lama. Kemarin Bee berangkat jam setengah tujuh, sampai di pulau sekitar pukul sepuluh pagi. Rutenya dari Pontianak kurang lebih dua setengah jam menuju dermaga di Sungai Duri. Buat kamu yang membawa kendaraan sendiri, tersedia tempat parkir inap di sana. Lanjut perjalanan menyeberangi laut menggunakan Kapal Klotok kurang lebih 45 menit hingga satu jam tergantung cuaca dan ombak. Alhamdulillah, saat Bee...

Review Restoran All-You-Can-Eat Terbaik di Indonesia: Mana yang Paling Worth It?

Konsep all-you-can-eat (AYCE) semakin populer di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Restoran dengan sistem makan sepuasnya ini menawarkan berbagai pilihan hidangan, mulai dari daging panggang, hotpot, hingga makanan khas Jepang dan Korea. Namun, tidak semua restoran AYCE memberikan pengalaman makan yang memuaskan. Untuk itu, Rajakuliner akan membahas beberapa restoran all-you-can-eat terbaik di Indonesia yang paling worth it untuk dicoba. Apa yang Membuat Restoran All-You-Can-Eat Worth It? Sebelum memilih restoran AYCE, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan: 1. Kualitas dan Variasi Menu Restoran AYCE yang berkualitas biasanya menawarkan berbagai pilihan daging, seafood, sayuran, hingga makanan pendamping seperti nasi, sup, dan dessert. Semakin banyak variasi yang ditawarkan, semakin menarik restoran tersebut untuk dikunjungi. 2. Harga vs. Porsi Harga yang mahal tidak selalu menjamin kualitas terbaik. Restoran AYCE yang worth it adalah...

Tren Restoran Berkelanjutan: Makanan Lezat dengan Jejak Karbon Rendah

Gaya hidup hijau semakin berkembang, termasuk dalam dunia kuliner. Kini, banyak restoran yang menerapkan konsep berkelanjutan dengan menyajikan makanan berkualitas tinggi, tetapi tetap ramah lingkungan. Konsep ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan yang lebih sehat dan bertanggung jawab. Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang praktik berkelanjutan di dunia kuliner, kunjungi https://www.greenvalleynow.org/ dan temukan berbagai tips serta informasi tentang gaya hidup hijau.